Pemerintahan dunia industri, aku datang dari dunia maya, sebuah rumah baru bagi pikiran.
Mewakili masa depan aku meminta masa lalu untuk meninggalkan kami.
Kau tak diterima di sini.
Kau tak berkuasa di tempat kami.
Kau tak mengenal kami, juga tak mengenal dunia kami.
Dunia maya tidak berada di daerah kekuasaanmu.
Konsep legalmu, property, ekspresi, identitas, pergerakan dan konteks …
tidak cocok dengan kami.
Semua itu berdasarkan masalah dan di sini tak ada masalah.



John Perry Barlow - Electronic Frontier Foundation

Posted in Diposting oleh ....




Mungkin Linus Torvalds tidak menyadari hal ini ketika memulai membuat operating system linux versi 0.0.1 dan sama halnya dengan Linus Torvalds, Richard Stallman mungkin juga tidak menyadari hal ini. ketika memulai proyek GNU dan Free software Fondation. Torvalds dan Stallman mungkin tidak menyadari bahwa pekerjaan mereka mengandung sebuah potensi mengubah wajah dunia. Langkah awal kedua orang ini dapat menghasilkan sebuah efek yang sama dengan efek yang ditimbulkan oleh mesin uap yang menggiring dunia masuk dalam era industrial.

Sebuah potensi besar dikandung oleh Linux dan GNU (yang belakangan lebih tren dengan sebutan open source dan free software) yaitu sebuah potensi penghapusan jual-beli yang menjadi dasar dari sistem kapitalisme. Sebuah sistem yang telah menggurita saat ini dan membuat carut marut dunia.

Jual-beli merupakan akar permasalahan dari krisis dunia yang terjadi saat ini sebab jual-beli telah menyebabkan nilai guna suatu barang digantikan oleh nilai komersil. Contoh sederhana dalam keseharian misalnya sepatu, dulunya sepatu dinilai atas guna yaitu untuk mengalasi kaki agar terhindar dari panas, kotoran atau benda-benda berbahaya semisal duri. Tapi kini nilai guna sepatu menjadi nomor dua dan yang menjadi nilai utama adalah gaya (style). Sekarang pertanyaannya, siapa yang memicu ini semua ? Jawabannya tentu saja adalah mereka yang memproduksi sepatu dengan tujuan mendapatkan keuntungan material dari penjualan produknya dan itu bisa terwujud jika nilai guna sebuah sepatu berhasil digantikan oleh nilai komersial yang dibungkus alasan style atau mengikuti tren.

Mengapa mereka menjual hasil produksinya ? Jawaban yang sering lontarkan adalah bahwa mereka membutuhkan biaya untuk produksi dan sebagai bentuk penghargaan atas sebuah karya. Jawaban tersebut dapat diterima jika alat-alat produksi memang masih diperjual-belikan sebab dalam produksi mereka memerlukan alat untuk membantu mereka berproduksi karena itu biaya yang dikeluarkan untuk membeli alat-alat produksi harus digantikan dari hasil penjualan produk. Jadi alasan “kebutuhan biaya produksi” tentu dapat kita terima namun jika alat-alat produksi yang mereka pakai ternyata disediakan secara gratis maka tentu tak ada alasan untuk menjual hasil produksi sebab mereka tidak memerlukan biaya produksi. Alasan bahwa perlu ada penghargaan atas sebuah karya dan juga bukankah dalam proses produksi dibutuhkan tenaga manusia yang mau tidak mau butuh kompensasi atas tenaga yang dikeluarkannya. Alasan inipun akan masuk akal jika kebutuhan hidupnya masih diperjual-belikan namun jika ternyata karena dalam proses produksi kebutuhan hidupnya itu tidak memerlukan biaya sebab seluruh alat-alat produksi tersedia secara gratis maka tentu manusia yang terlibat dalam proses produksi tidak perlu menjual tenaganya sehingga biaya produksi sama sekali tidak ada dengan demikian maka alasan memperjual belikan hasil produksi tidak ada.

Jika demikian adanya maka muncullah pertanyaan, nilai apakah yang selanjutnya akan dikandung suatu barang ? Jawabannya tentu saja nilai guna. Maka kembalilah nilai guna suatu barang dan hilanglah nilai komersilnya.

Kembali kepersoalan open source dan free software. Saat ini hampir semua proses produksi ditangani dengan sistem komputerisasi. Jika operating system dan software yang membuat komputer bekerja diperjual-belikan maka tentu saja akan berimbas pada diperjual-belikannya pula hasil-hasil produksi. Namun jika operating system dan software ternyata disedikan secara gratis maka produsen akan diperhadapkan pada kenyataan bahwa mereka tidak pantas menjual hasil produksinya.Kondisi seperti ini hampir sama dengan kondisi ketika bumi dengan segala kandungannya masih menjadi milik bersama dan dapat diakses serta digunakan oleh siapa saja sesuai dengan kebutuhannya.

Lalu bagaimana dengan orang-orang yang membuat operating system dan software yang gratis, bagaimana dengan kebutuhan hidup mereka dan bagaimana bentuk penghargaan atas hasil karya mereka ?

Jawabannya, untuk apa mereka menjual karya mereka ? Karena dengan tidak menjual hasil karya mereka maka secara otonomatis nantinya merekapun tidak perlu lagi membeli kebutuhan hidupnya sebab semuanya juga akan tersedia secara gratis. Karena gerakan open source serta free software menghasilkan alat yang dibutuhkan dalam proses produksi dan menggratiskannya maka sesungguhnya dia akan menciptakan suatu kondisi dimana jual-beli menjadi sebuah hal yang aneh.

Bagaimana bentuk pengnghargaan atas hasil karya mereka ?

Tidak mesti penghargaan itu berupa uang. Menggunakan hasil karya adalah juga bentuk penghargaan bahkan lebih bermakna sebab bentuk penghargaannya berkaitan dengan batin atau psikologi bukannya materi yang sangat dangkal dan semu.

Tapi ini hanyalah sebuah potensi dan sebagaimana sebuah potensi dia bisa saja teraktualkan dan bisa saja menjadi potensi yang tetap menjadi potensi bahkan mati.

Inilah salah satu hal yang harus disadari oleh individu-individu yang terlibat dalam gerakan open source dan free software dan pengaktualan potensi revolusioner gerakan ini adalah sebuah tugas yang juga harus dilakukan disamping pengembangan open source dan free sotware itu sendiri untuk mengubah wajah dunia menjadi lebih baik sehingga dapat menjadi tempat yang nyaman untuk dijadikan tempat tinggal, sebuah dunia yang jauh dari hiruk pikuk kepanikan tatanan masyarakat kapitalistik.

from sisipuh

Posted in Diposting oleh ....

WELCOME

(13.2.08)

BURN YOUR MIND

Posted in Diposting oleh ....

 
wake up before too late.//edited by zukoz3n